Jangan Munafik

Rut 2:1-3.8-11.4:13-17
Mat 23:1-12

Ketika seseorang bersikap lain dari pada jati dirinya, dengan mudah ia dinilai orang yang munafik. Juga ketika seseorang menyembunyikan "perasaan batin sesungguhnya" karena alasan kuat tertentu.
Itukah yang hendah dimaksudkan oleh penginjil Matius pada hari ini?
Yesus menegur orang-orang Farisi dan Ahli Taurat yang mengajar banyak hal mengenai cara hidup, aturan dan hukum yang berasal dari Musa, namun mereka ternyata tidak menjalankannya. Di balik teguran itu, Yesus 'mengharapkan', kalau kiranya tidak tepat bila dikatakan 'menuntut', agar kita senantiasa seimbang dalam hal perkataan dan perbuatan. Seimbang antara komitmen dan aktualisasinya.
Orang Jawa sering mengingatnya dengan suatu pernyataan yang sedikit 'filosofis' mungkin, kere munggah bale. Dalam bahasa indonesia mungkin mau mengatakan bahwa, bila seseorang menjadi kaya atau memiliki lebih dari apa yang sebelumnya, ia akan lupa dengan yang lainnya. Ia merasa lebih dari yang lainnya. Akhirnya orang itu jatuh kepada kesombongan yag luar biasa.
Nah, kita bisa melihat diri, apakah seimbang dalam hidup kita : antara perkataan dan prilaku kita, antara komitmen dan praktek hidup kita?
Allah berkenan kepada mereka yang hatinya terbuka bagi Allah dan sesamanya. Ia tidak berkenan kepada mereka yang munafik.

No comments:

Post a Comment