Kesejatian Hidup

Pada hari ini seluruh Gereja katolik merayakan Pesta para Malaikat Agung.  “Siapakah para malaikat itu?” Kompendium Katekismus Gereja Katolik mendefinisikan Malaikat sebagai ciptaan yang murni dan rohani, tanpa badan, tidak kelihatan, tidak dapat mati dan makhluk pribadi yang dianugerahi akal budi dan kehendak. Mereka selalu memandang Allah dari muka ke muka, memuliakan Dia, melayani Dia dan mereka adalah pembawa pesan Allah dalam pelaksanaan misi keselamatan bagi semua manusia (KKGK, 60).
Ada tiga nama Malaikat Agung yang kita kenal dalam Kitab Suci maupun tradisi Gereja yakni St. Mikhael, St. Gabriel dan St. Rafael. Mikhael: kita kenal sebagai pemimpin atau panglima balatentara para Malaikat yang mencampakkan setan atau yang jahat. Kitab wahyu melukiskan sebagai sosok yang menghunus pedang, yang memisahkan orang yang baik dan jahat (Why 12:7). Gabriel: kita kenal sebagai pembawa pesan Allah. Dalam hal ini juga yang membawa khabar sukacita Allah kepada Bunda Maria (Luk 1:1-19; Dan 8:17; 9:12). Rafael: kita kenal sebagai penyembu mereka yang sakit. Kita mengenal kisah mata Tobit yang buta disembuhkan (Tobit 5).
Dengan merayakan pesta para Malaikat Agung berarti kita semua diarahkan pada satu pemahaman bahwa Allah kita itu penolong, melayani umatNya. Allah menolong, membela dan melindungi kita dari segala yang jahat dengan kuasaNya sebagai Allah (Mikhael). Allah menolong dengan kekuatannya, yakni dengan kekuatan SabdaNya (Gabriel). Allah menolong dengan menyembuhkan semua orang dari aneka penyakit, menguatkan jiwa yang lemah dan membebaskan manusia dari perhambaan roh jahat  (Rafael). Dengan demikian, nama-nama Malaikat Agung ini menggambarkan sifat Allah sebagai kasih sejati yang menolong dan melayani umatNya.
Oleh sebab itu, dengan hadirnya Mikhael, kita pun dipanggil untuk melawan kejahatan di dunia yang berlawanan dengan sifat Allah sebagai yang mahabaik. Kita juga dipanggil untuk memiliki kekuatan mewartakan kabar sukacita seperti Gabriel. Dengan kehadiran Rafael, kita juga dipanggil untuk menyembuhkan orang-orang sakit  dan melayani Tuhan dan sesama dengan sungguh-sungguh!
Injil hari ini, menggarisbawahi soal kesejatian hidup, hidup yang tidak dipalsukan. Seperti Natanael yang dikatakan Yesus sebagai orang Israel sejati. Seluruh hidupnya ia pakai untuk mencari, menemukan dan mengerti akan Tuhan. Berada di bawah pohon ara pada siang hari dalam masyarakat Yahudi berarti orang itu sedang berdoa, atau dalam kesendirian seperti orang yang sedang semedi. Maka dalam pengertian Yohanes, Natanael adalah orang yang senantiasa menyadari kebaikan Allah dan dengan itu ia selalu mendekatkan diri pada yang Ilahi, menyatukan hidupnya untuk mengalami Allah yang hadir, merasakan kebaikannya dan belajar dari padaNya.
Kesejatian hidup Natanael rasanya juga telah menjadi sifat Allah yang ditampakkan dalam diri para malaikat agung. Mereka, baik Natanael maupun para malaikat agung sungguh-sungguh hadir dan membawa kesejatian hidup mereka sendiri di tengah manusia sezamannya.