Tuhan Pakai Keluarga kita

Sepasang suami istri telah mengarungi bahtera rumah tangga selama dua puluh tahun, selama itu pula mereka belum memiliki seorang anak pun. Ada sekian banyak usaha untuk dapat memiliki anak. Salah satu usaha yang senantiasa dibuat adalah berdoa kepada Ibunda Maria agar mereka dikarunia seorang anak.

Suatu ketika saya berjumpa di salah satu rumah sakit. Mereka tampak begitu gembira setelah dokter spesialis kandungan menyatakan bahwa sang ibu, positif mengandung dan akan melahirkan putera. Hidup keluarga mereka dari hari ke hari tampak semakin bahagia. Penantian akan kelahiran sang putra menjadi semacam roh yang sangat dahsyat, yang memberikan daya bagi mereka.

Tiba saat melahirkan, di sebuah rumah sakit pilihan yang sejak mula dipilih menjadi tempat untuk bersalin. Persalinan berlangsung amat lancar. Akan tetapi, wajah sedih seketika menyembul dari wajah sang dokter yang membantu persalinan karena melihat si bayi hanya memiliki satu kaki dan itupun hanya kecil tidak sebanding dengan tubuhnya. Ayah si bayi itu pun seketika juga tampak terpukul dan pedih. Dokter dan si ayah bayi itu tampak begitu bingung, bagaimana harus menyampaikan keadaan itu kepada sang ibu bayi itu.
Bersyukur bahwa aku dikasihi
Bayi itu pun dibawa dan diletakkan di samping sang ibu, setelah dibalut dengan selembar kain agar tidak kedinginan. Sang ibu melihat dan mengagumi wajah bayi mungil itu. Ia menciumnya dengan penuh kasih sayang dan mesra. Ia menoleh kepada suaminya dan berkata dengan lebut, "Dia sangat sempurna bukan?"

Sang ayah dari bayi itu mendadak merasa tercekak di kerongkongannya. Sang ibu menangkap dan mengerti isyarat dari suaminya. Dengan perlahan-lahan ia membuka slimut sang bayi dan melihat kakinya yang cacat itu. Sementara sang ibu membuka selimut, seketika itu juga ruangan menjadi hening. Semua terdiam dengan seribu pertanyaan di hati masing-masing.
Suara sang ibu memecah keheningan itu. Ia menoleh kepada suami dan berkata, "Pa..Tuhan mengethaui kepada siapa bayi ini dititipkan. Tuhan mengetahui betapa kita membutuhkannya dan betapa ia membutuhkan kita. Kita pasrahkan keluarga kita kepada Tuhan, juga masa depan anak kita".

Saudari dan saudaraku,  bila kita membaca dan mendengar sabda Tuhan  dari Injil Lukas 2:22-40, kita akan begitu kagum bagaimana Maria dan Yosef mengantar Yesus ke kenisah Yerusalem untuk dipersembahkan kepada Allah. Mereka telah mendengar ramalan Simeon bahwa anak itu akan menjadi pokok keselamatan. Dan hati ibunya sendiri akan ditembusi dengan pedang.  Ia akan membawa penderitaan sekaligus kemuliaan. Rasanya mereka pun tidak amat mengerti. Maria lebih sering hanya menyimpan peristiwa-peristiwa itu dengan baik dalam hatinya.

Dan Kita pun kadang di hadapkan pada banyak peristiwa hidup yang kadang sulit untuk kita pahami. Namun Berbahagialah hari ini kamu sebagai Bapa atau ibu bahwa Allah tahu kepada kalianlah anak-anak itu dipercayakan. Dan Berbahagialah kamu sebagai anak bahwa Allah tahu kepada Orang tuamulah kamu dipercayakan.