Hidup dalam Panggilan

Saudara-i-ku yang dikasihi oleh Tuhan,
Pada hari ini, sabda Tuhan berbicara tentang panggilan hidup.

Dalam bacaan pertama (Yes 49:3.5-6) dipaparkan bagaimana Yesaya menyadari panggilannya sebagai Hamba Tuhan yang tugasnya memulihkan Israel sesudah pembuangan, baik dalam sisi moral maupun spiritual. Misi yang harus diemban adalah bagaimana membawa orang kepada Allah yang benar, bagaimana membawa israel itu dari kegelapan menuju cahaya ilahi, menjadikan Allah sebagai sandaran hidup mereka.

Dalam bacaan kedua (1Kor 1:1-3) dipaparkan bagaimana Paulus menyadari panggilannya sebagai Hamba Tuhan - Rasul, saksi pilihan Tuhan. Ini adalah panggilan menuju kesucian. Misi yang hars diembahn membawa semakin banyak orang yang akan dikuduskan dalam Kristus.

Dlm bacaan Injil (Yoh 1:29-34) dipaparkan bagaimana Yohanes Pembabtis menyadari panggilannya sbg Hamba Tuhan - Bentara Kristus yang tugaskan mengarahkan orang bukan kepada dirinya, melainkan kepada Kristus, Sang Anak Domba Allah itu.

Selain yang disebutkan dalam bacaan-bacaan hari ini, kita tentu mengenal tokoh yang sangat dekat dengan hidup kita yaitu Maria. Maria juga menyadari panggilannya sebagai Hamba Tuhan, “Sesungguhnya aku ini Hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanMu” (Luk 1:38). Maka apapun resikonya ia setia pada panggilannya itu.

Saudara-i-ku yang dikasihi oleh Tuhan,

Kita juga diajak untuk menyadari panggilan hidup kita masing-masing. Panggilan utama kita dalah sebagai apa? Murid Kristus. Karena kita sudah dimetraikan menjadi milik Kristus. Tetapi panggilan di sini bisa kita pahami sebagai peran kita atau status kita dalam hidup di antara orang lain : sebagai bapak, ibu, anak, guru, murid, dosen, mahasiswa, ketua lingkungan, ketua wilayah, ketua RT dst.

Dengan menyadari panggilan hidup kita masing-masing berarti kita diajak untuk memahami bahwa peran atau status kita itu bukan sebuah kedudukan atau sarana untuk mengangkat diri atau harga diri. Kita diajak untuk memahami bahwa peran atau setatus kita itu berisi suatu amanah atau tugas pengabdian yang harus kita laksanakan sebagai wujud tanggung jawab.

Saudara-i-ku yang dikasihi oleh Tuhan,

Di sinilah kita memiliki peran atau status sebagai Murid Kristus. Pengangkatan sebagai Murid Kristus bukan untuk gagah-gagahan, merasa paling benar dan suci tetapi justru kita dituntut untuk bertindak sebagai Hamba Tuhan, yang tugasnya melayani atau mengabdi dengan sebaik-baiknya. Tetapi lebih dari itu bahwa kita dituntut untuk membawa terang. Artinya bahwa bagaimana dengan kehadiranku (sebagai bapak, ibu, guru, .....) orang sungguh dapat sampai kepada Allah.

Kita dapat sungguh menjadi Hamba Tuhan yang membawa terang bila kita bertindak dan hidup sebagai Anak-anak Allah. Yesus disebut sebagai Anak Allah bukan berarti harafiah (aku dilahirkan dari atau oleh Allah), melainkan adanya suatu relasi atau hubungan yang mendalam seperti relasi anak dan bapak (kedekatan, keakraban, perhatian, peduli....biasanya tumbuh dari kecil atau saat mulai ada).