Ada Mujizat dalam Iman yang Hidup

Santuario: Madonna del Divino Amore
Tampak ada banyak tanda terima kasih tertempel di
dinding. Mereka telah mengalami mujizat, melalui
iman yang hidup dalam kesetiaan doa mereka.
MINGGU BIASA XX (A), 2014
Matius 15:21-28

Sabda Tuhan hari ini, khususnya Injil mengajak kita untuk merenungkan pertemuan antara Yesus dan perempuan Kanaan yang tinggal di tempat yang dianggap haram. Wanita itu mengambil inisiatif dan memohon Yesus untuk menyelamatkan putrinya yang kerasukan setan, atau dengan masalah psikologis yang serius. Dia berseru, "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." (Mat 15:22).   

Kita bisa membayangkan situasi putri dari perempuan Kanaan itu. Katakanlah sebagai seorang gadis yang murung, yang tidak bahagia dengan hidupnya, dan bahkan mungkin kadang-kadang menangis atau berteriak kesal. Saya pikir, kondisi seperti ini secara kebetulan pernah kita jumpai pada salah satu keluarga. 
Tapi bagaimana reaksi Yesus? Dikisahkan bila Yesus tampak acuh tak acuh (Mat15,23) dalam menghadapi permintaan wanita itu. Sehingga mendorong hati para murid untuk memohon agar Dia mendengarkan dan memenuhinya. Tapi Yesus berkata, "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing"(Mat 15:26).
 
Betapa hati kita amat terkejut mendengar kata-kata Yesus. Rasanya sulit bagi kita untuk memahami sikapNya. Berhadapan dengan situasi seperti itu, siapa pun akan mengharapkan dariNya, kata-kata penghiburan, bantuan, pertolongan terhadap orang yang lemah yang menderita. Mungkin saat ini juga di antara kita ada yang merasa kecewa, persis seperti yang dialami wanita itu. Kita telah meminta dan memohon Tuhan untuk membantu, tapi seolah-olah Dia tidak mendengarkan

Iman yang besar, iman yang hidup dari wanita Kanaan itu melahirkan sebuah mukjizat atau keajaiban. Yesus berkata kepadanya: "Hai Ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." 
Dan seketika itu juga anaknya sembuh (Mat 15:28). 

Dengan demikian, Sabda Tuhan telah dan sedang mengajarkan kita, pertama-tama bahwa Tuhan mengundang kita untuk percaya kepada-Nya dalam iman, untuk tidak pernah menyerah dalam doa. Bahkan jika tampaknya bahwa permohonan kita tidak didengarkan dan dijawab. Kita tidak harus berkecil hati. Mari kita meniru desakan dari perempuan Kanaan. Kerendahan hati dan pengakuan diri atas situasi yang sesuangguhnya terjadi dalam keluarganya, menjadi tanda yang jelas sebagai iman yang hdup dan dihidupi oleh wanita Kanaan itu.  

Oleh karena itu, janganlah kita kehilangan harapan dengan iman yang hidup.