Yohanes menarik simpati masa karena Yesus yang diimani

Baru saja aku membaca perikopa Injil Yohanes 1:29-34 untuk besok pagi. Sejenak aku pun mengambil waktu untuk membacanya kembali ayat demi ayat dan setelah itu merenungkannya.
weekend Salesian, Mei 2014
Tiba-tiba aku sampai kepada kesadaran bahwa aku pernah menceritakan tentang kehebatan sesuatu bahkan tentang diriku sendiri dengan rasa amat bangga kepada orang lain. Mungkin orang yang mendengarku kagum, tetapi mungkin juga sebaliknya: muak atau jengkel. Heeee maaf yaa sahabatku atas keangkuhanku, atas kesombonganku.

Perikopa yang kubaca mengajakku untuk mengakui bahwa Yohanes sungguh luar biasa. Dia menarik simpati rakyat dan banyak orang mengikuti gerakan barunya mempersiapkan kedatangan Mesias. Hidupnya menyampaikan pesan yang menarik. Dia mendirikan komunitas baru: komunitas yang menantikan zaman baru, pun bisa dipahami oleh orang-orang Yahudi saat itu. Prinsipnya tegas - Dia selalu menunjuk pada sesuatu yang lebih besar daripada dirinya dan tidak pernah mengambil kesempatan untuk memperalat atau menyesatkan orang-orang yang mengaguminya.

Bagi kita memang tidak selalu gampang memainkan peran secara jujur dan ikhlas seperti Yohanes. Bahkan tak jarang kita (maaf kalau Anda tidak termasuk dalam kategori ini)....ehh aku maksudnya, kadang berjuang untuk memperoleh segala hal dan kesempatan; tak jarang kadang pun menjelekkan dan bahkan menjatuhkan orang yang dipandang musuh atau rival....dst.

Yohanes mengajar kita untuk senantiasa mewartakan Dia, Yesus dalam kesaksian hidupnya, dan bukan mewartakan dirinya sendiri. Dengan demikian kebahagiaan yang dialami Yohanes juga akan kita alami.

Tuhan memberkati niat baik kita.

No comments:

Post a Comment