Memaknai Tobat

Prolog

Pada suatu ketika seorang siswa bertanya kepada gurunya: Untuk apa orang Katolik itu mengaku dosa kepada Pastor. Toh sebelum dan sesudah mengaku dosa juga yaa tetap gitu-gitu aja. Lagian seperti aku, khan ngga pernah berbuat dosa besar.

Nah kalau pertanyaan ini ditujukan kepada Anda sebagai seorang seminaris, lalu apa jawabannya???

Pertama-tama, kita diajak menyadari betapa pentingnya kesadaran diri sebagai pendosa. Bagi seorang pendosa, kebutuhan yang mendasar adalah bahwa dirinya diampuni. Dan pengampunan itu hanya mungkin bila orang itu memiliki IMAN. Lalu tanda iman adalah? TOBAT. Orang dikatakan memiliki iman bila dia juga mempunyai disposisi atau sikap tobat yang terus menerus dalam hidupnya.

Sikap tobat itulah yang diungkapkan dalam sakramen rekonsiliasi. Oleh sebab itu dalam sakramen tobat itu bukan sekedar mengakukan dosa-dosa kita, tetapi lebih dari pada itu bahwa kita hendak mengungkapkan tobat kita di hadapan Allah, dengan mengakui dan menyesali lalu membangun sikap tobat yang konkrit dalam hidup kita.

Rahmat Pengampunan

Rahmat pengampunan itu hanya mungkin karena kasih Allah yang begitu besar kepada kita. Paulus mengatakan dalam bacaan pertama 1Kor 15:8-10: Dan yang paling akhir dari semuanya,.......

Bacaan Injil hari ini mengajak kita menyadari betapa penting yang namanya pengampunan. Bahwa dengan pengampunan, orang berubah menjadi baru.

Kesadaran dan penghayatan diri sebagai yang berdosa identik dengan kesadaran dan penghayatan diri sebagai yang beriman’ itulah kebenaran yang selayaknya diamini oleh siapapun yang mengaku diri sebagai orang beriman.

Perempuan pendosa sebagaimana diceriterakan dalam Warta Injil hari ini adalah yang telah menerima kasih pengampunan Tuhan, maka ia mempersembahkan kepada Tuhan apa yang telah diterimanya. Ia menjadi penjelmaan Allah yang pengampun dan penuh belas kasih, sehingga ia mau mempersembahkan kasih yang melimpah bagi dunia.

Semakin banyak dosa yang diakui, disesali dan ditobati, maka semakin besarlah rahmat Allah itu. Namun simon? Allah tidak dapat melakukan apa-apa.


Belajar dari Ibu Teresa

Ibu Teresa dari Calcuta-India ketika memperoleh hadiah Nobel Perdamaian menjadi sorotan dan perhatian dunia, khususnya para wartawan. Ada seorang wartawan yang mewancarai Ibu Teresa, antara lain pertanyaan demikian: “Banyak orang melihat dan mengakui ibu sebagai santa yang masih hidup alias orang suci. Menurut ibu suci itu apa?” . Dengan rendah hati dan lemah lembut Ibu Teresa menjawab:”Orang suci itu bagaikan lobang kecil dimana orang melalui lobang tersebut dapat melihat siapa itu Tuhan, siapa sesama manusia dan apa itu harta benda”.

Kiranya melalui Ibu Teresa, apa yang ia katakan dan lakukan, kita dapat dan mengimani bahwa Tuhan itu Mahakasih dan Mahamurah, manusia adalah gambar atau citra Allah yang menjadikan kita semakin beriman, mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan.

Semoga Kita senantiasa membangun sikap tobat terus-menerus dalam hidup kita, sehingga kita beroleh rahmat yang berlimpah.

No comments:

Post a Comment