Kamis Putih
Keluaran 12:1-8.11-14; 1Korintus 11:23-26; Yohanes 13:1-15
Saudara/i-ku,
Kamis Putih? Kamis sebelum Paskah, pada Hari Raya ini umat Kristen Katolik memperingati Perjamuan Malam terakhir yang dipimpin oleh Yesus.
Saudara/i-ku,
Kamis Putih? Kamis sebelum Paskah, pada Hari Raya ini umat Kristen Katolik memperingati Perjamuan Malam terakhir yang dipimpin oleh Yesus.
Malam itu, malam yang sungguh membahagiakan, sekaligus malam yang mengharukan bagi para murid. Jantung-jantung para murid berdegup kencang, tidak kuasa menahan hentakan cinta kasih yang diperbuat Tuhan.
Malam itu menjadi malam kenangan bagi semua Gereja Allah yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Gereja bersama-sama merayakan pengenangan luhur Perjamuan Terakhir dengan satu ujud: pengenangan akan kasih Kristus yang tiada batasnya. Kerelaan-Nya akan siap dilakukannya untuk menggantikan kita di kayu salib.
Malam itu juga dikenal sebagai acara perpisahan Yesus dengan para muridNya. Namun perpisahan-Nya kali ini, dibayangi dengan maut yang siap menunggu-Nya di Kalvari. Tubuh-Nya siap dikorbankan dan darah-Nya siap dicurahkan untuk menebus umat manusia.
Mengapa ini harus terjadi? Itulah kehendak Allah, dan semata-mata karena kasih.
Santo Paulus menegaskan bahwa, walau dengan ke-Ilahian-Nya, Yesus tdk mau menyombongkan diri dan memamerkan kekuasaan-Nya, malahan ia menggunakan kemanusiaan dan kehambaan dalam diri manusia Yesus yang taat kepada rencana Bapa, sampai wafat disalib.
Akankah kitapun menahan setiap kesombongan dalam diri kita? Lihatlah!... Sang Guru itu membasuh kaki para muridnya. Suatu perkara yang mengharukan, Ia merendahkan diri di hadapan murid-Nya sendiri. Itulah perbuatan kasih yang Ia ajarkan. Bahwa menjadi pemimpin, berarti rela untuk menjadi pelayan. Bagaimana dengan pemerintah kita? atau... bagaimana dengan anda sendiri?...
Kasih Yesus mengatasi semua itu. Yesus mengasihi dengan seluruh hidupnya, sampai wafat bahkan wafat di salib. Pilihan kata yang kiranya lebih tepat bahwa Kasih Yesus itu tanpa batas dan dengan cara yang luar biasa. “Inilah Tubuh-Ku yang dikorbankan bagimu”. Dan dengan piala, “Inilah darah-Ku, darah Perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.
Misteri Kasih Tuhan yang sungguh agung dan tanpa batas. Ia yang telah rela menderita, wafat dan dimakamkan, kini dalam Ekaristi dikenangkannya. Roti yang dipecah-pecahkan dan cawan perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah Kristus diedarkan. melalui kerelaanNya untuk dipecah-pecahkan.
Ada tiga teladan Yesus: Kasih, Pelayanan dan Pengampunan
Malam itu menjadi malam kenangan bagi semua Gereja Allah yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Gereja bersama-sama merayakan pengenangan luhur Perjamuan Terakhir dengan satu ujud: pengenangan akan kasih Kristus yang tiada batasnya. Kerelaan-Nya akan siap dilakukannya untuk menggantikan kita di kayu salib.
Malam itu juga dikenal sebagai acara perpisahan Yesus dengan para muridNya. Namun perpisahan-Nya kali ini, dibayangi dengan maut yang siap menunggu-Nya di Kalvari. Tubuh-Nya siap dikorbankan dan darah-Nya siap dicurahkan untuk menebus umat manusia.
Mengapa ini harus terjadi? Itulah kehendak Allah, dan semata-mata karena kasih.
Santo Paulus menegaskan bahwa, walau dengan ke-Ilahian-Nya, Yesus tdk mau menyombongkan diri dan memamerkan kekuasaan-Nya, malahan ia menggunakan kemanusiaan dan kehambaan dalam diri manusia Yesus yang taat kepada rencana Bapa, sampai wafat disalib.
Akankah kitapun menahan setiap kesombongan dalam diri kita? Lihatlah!... Sang Guru itu membasuh kaki para muridnya. Suatu perkara yang mengharukan, Ia merendahkan diri di hadapan murid-Nya sendiri. Itulah perbuatan kasih yang Ia ajarkan. Bahwa menjadi pemimpin, berarti rela untuk menjadi pelayan. Bagaimana dengan pemerintah kita? atau... bagaimana dengan anda sendiri?...
Kasih Yesus mengatasi semua itu. Yesus mengasihi dengan seluruh hidupnya, sampai wafat bahkan wafat di salib. Pilihan kata yang kiranya lebih tepat bahwa Kasih Yesus itu tanpa batas dan dengan cara yang luar biasa. “Inilah Tubuh-Ku yang dikorbankan bagimu”. Dan dengan piala, “Inilah darah-Ku, darah Perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.
Misteri Kasih Tuhan yang sungguh agung dan tanpa batas. Ia yang telah rela menderita, wafat dan dimakamkan, kini dalam Ekaristi dikenangkannya. Roti yang dipecah-pecahkan dan cawan perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah Kristus diedarkan. melalui kerelaanNya untuk dipecah-pecahkan.
Ada tiga teladan Yesus: Kasih, Pelayanan dan Pengampunan
No comments:
Post a Comment