1Tes 1:2b-5.8b-10
Mat 23:13-23
Akhir-akhir ini, ada sebuah fenomena yang kiranya bernuansa estetik. Tidak sedikit di sekitas kita orang mulai tumbuh kecintaan, bahkan ’kegilaan’ akan tanaman hias.
Yang menarik dari obrolan mereka adalah, bagaimana mereka bisa memiliki tanaman hias yang pada waktunya menjadi ’booming’. Orang akan merasa bangga dengan ’adenium’ yang berbonggol unik. Orang akan merasa bangga bila memiliki salah satu jenis antorium yang bukan hanya unik dan langka. Dan masih banyak tema-tema menarik dalam obrolan mereka.
Satu hal yang menjadi semacam akar mengapa mereka begitu ’gila’akan tanaman hias adalah soal bagaimana memberikan perawatan dan sentuhan akan tanaman hias itu, sehingga menjadi menarik dan indah.
Seorang pengelola tanaman hias tentu akan berusaha untuk menguasai cara bagaimana mengelola tanaman hiasnya, sehingga ia bisa menyediakan tanaman-tanaman hias yang bermutu dan mampu mengantar para pencinta tanaman hias dapat menikmatinya. Ia juga harus memiliki rasa cinta terhadap tanaman-tanaman hias yang dirawatnya. Tanpa adanya kecintaan, ia akan cepat merasa bosan dan lebih dari itu tak dapat dipungkiri ia akan menjadi bangkrut karena tidak mampu menciptakan suatu keindahan atas tanaman hias yang dikelolanya.
Lain halnya dengan mereka yang hanya sebagai penikmat tanaman hias. Mereka akan cepat merasa bosan dengan tanamannya karena ia sendiri sebenarnya tidak memiliki kecintaan akan tanaman hias yang dimilikinya atai yang dikagumuinya.
Hidup seorang Kristen kiranya laksana pengelola tanaman hias, yang berusaha untuk mengantar orang lain dapat mengalami cinta allah. Hal itu mungkin terjadi bila ia telah mengalami cinta Allah itu sendiri. Inilah yang dialami oleh umat di Tesalonika sehingga mereka dipuji oleh Paulus. Mereka hidup dengan berlandaskan pada pengalaman cinta akan Allah melalui iman, harapan dan kasih kepada Yesus. Mereka mengalami Yesus dalam hidup mereka, sehingga sampai kepada suatu pertobatan.
Kita sebagai pengikut Kristus diutus untuk bisa menjadi seperti pengelola tanaman hias dan bukan hanya menjadi penikmat tanaman hias.
No comments:
Post a Comment