Luk 12:13-21
Malam itu aku dan kedua adikku menanti-nanti datangnya Bapak pulang dari kendurian. Biasanya bapak pulang dengan membawa berkat kenduri. Setibanya di rumah, kami menyongsongnya dengan penuh semangat dan gembira. Isi berkat kenduri yang kami minati adalah daging ayam dan telor rebus. Berkat kenduri itu biasanya harus dibagi bertiga. Namun kami pun sering kali tidak segera membaginya. Yang terjadi biasanya kami saling tunjuk.
Menarik sekali bila aku mengingat kisah itu. Aku ingat betul mengapa aku dan kedua adikku saling tunjuk dalam membagi makanan. Alasannya singkat sekali bahwa kami tidak mau repot untuk memikirkan soal bagaimana harus membagi secara adil.
Di balik alasan itu, sebenarnya ada alasan yang lebih mendasar seperti sifat sebagian besar orang, namun seringkali tidak mau ditunjukkan. Alasan itu bahwa masing-masing menginginkan bagian yang lebih besar. Alasan yang terakhir itulah yang acapkali disebut dengan sifat tamak, yang hari ini dikritik olah Tuhan Yesus. “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya.”
Yesus mengkritiknya, karena sikap tamak itulah yang menjadi akar segala bentuk ketegangan dalam relasi kita dengan Tuhan pun dengan sesama baik dalam masyarakat maupun dalam keluarga, bahkan dalam diri kita sendiri.
Oleh sebab itu, kita diajak oleh Tuhan Yesus agar senantiasa punya kesediaan untuk berbagi dan bersyukur, sebab harta yang paling berharga dalam hidup ini adalah relasi kita dengan dengan sesama dan diri kita sendiri. Semua itu mengalir dari relasi kita dengan Allah. Maka bila relasi kita dengan Tuhan baik, baik pula relasi kita dengan sesama dan diri kita.
Mari kita biarkan terngiang di telinga kita seruan "BERMURAH-HATILAH", dan akhirnya kita melakukannya. Semoga berkat Tuhan senantiasa membantu niat baik kita.
No comments:
Post a Comment