Minggu Paskah IV, Kis
4:8-12; 1 Yoh 3:1-2; Yoh 10:11-18
Rasanya
cepat sekali, kita hari ini sudah memasuki Hari Minggu Paskah ke-IV. Sebuah hari Minggu yang didedikasikan oleh Gereja
Katolik sebagai Hari Minggu panggilan atau hari
Minggu Gembala Baik. Sebuah hari Minggu yang dikhususkan untuk mendoakan dan
meneguhkan panggilan kita masing-masing baik sebagai imam, religius dan juga
seluruh awam umat beriman.
jlan-jalan di Freiburg |
Kita semua harus meyakini bahwa bentuk panggilan apa pun, entah menjadi imam, bruder, suster,
selibater, atau menikah dalam keluarga, semuanya adalah panggilan suci untuk
semakin dekat dengan Kristus, Sang Gembala Baik. Maka tidak dipungkiri bahwa
semua bentuk panggilan dalam Gereja bersifat ambil bagian dalam kesempurnaan
penyerahan diri dan pengorbanan Sang Gembala Baik, Yesus Kristus itu. Hanya
dengan bersatu dengan Kristus, entah sebagai imam, biarawan atau biarawati
ataupun hidup berkeluarga, seseorang disucikan dan menemukan identitasnya yang
sejati dan suci.
Sabda Tuhan pada hari Minggu Panggilan ini memfokuskan
arah iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Gembala baik di dalam Gereja.
Di dalam bacaan pertama kita mendengar Petrus dengan tegas berkata, “Yesus
adalah batu yang dibuang oleh tukang bangunan, yaitu kamu sendiri, namun ia
telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam nama siapa pun
juga selain di dalam Dia”.
Yohanes dalam bacaan kedua mengatakan dampak
dari kegembalaan Yesus yaitu kita sebagai anak-anak Allah. Martabat sebagai
anak-anak Allah adalah wujud kasih Allah yang berlimpah kepada kita semua yang
percaya. Yesus sebagai satu-satunya juru selamat membuat kita semua memiliki martabat baru sebagai anak-anak Allah yang akan melihat Yesus dalam keadaanNya yang sebenarnya.
Di dalam Injil, Yesus sendiri mengakui diri-Nya sebagai
gembala baik. Ia berkata: “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik
memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.” (Yoh 10:11). Gembala yang
baik itu memberi dirinya secara total untuk domba-dombanya. Tetapi Yesus membedakan
dirinya dengan orang-orang upahan yang sifatnya penakut terhadap ganguan dari
luar dan mudah mencari nyaman dengan meninggalkan domba-dombanya sendirian.
Gembala yang baik tidak hanya membuat dirinya dikenal
tetapi ia juga mengenal domba-dombanya seperti yang ditunjukkan Yesus sendiri.
Perhatian Yesus bukan hanya bagi domba-domba di dalam kandang-Nya tetapi
domba-domba di luar kandang pun harus dituntun-Nya, mereka mendengar suara-Nya
dan menjadi satu kawanan domba. Sebelumnya Petrus mengakui imannya bahwa
keselamatan hanya ada di dalam nama Yesus. Kini, Yesus menyempurnakannya dengan
mengatakan bahwa keselamatan yang hendak diberikan-Nya itu sifatnya universal.
Semua orang baik yang dibaptis maupun yang terbuka hatinya kepadaNya layak
menerima keselamatan.
Sabda
Tuhan pada hari Minggu Panggilan ini membuat kita menyadari betapa besarnya kasih Tuhan sebagai Gembala utama kita:
Pertama, Ia berkenan untuk
tinggal bersama kita, mendampingi serta menuntun kita ke jalan yang benar. Dia
mengenal kita dan kita didirong untuk juga mengenal suaraNya. Sifat gembala yang baik semestinya
membuat kita sadar diri untuk berlaku yang sama terhadap semua anggota
keluarga terutama yang sangat membutuhkan.
Kedua, Ia sebagai gembala juga memperhatikan
“domba yang bukan dari kandangNya” sehingga menjadi satu kawanan dan satu
gembala. Implikasinya pada tugas kita sebagai Gereja
untuk melayani semua orang tanpa pamrih, pun tidak hanya
dikhususkan bagi umat katolik tetapi bagi semua umat manusia.
Ketiga, Kita didorong oleh gerak Roh Kudus untuk mendoakan panggilan-panggilan baru bagitugas kegembalaan di dalam Gereja, baik sebagai sebagai imam, biarawan atau
biarawati. Secara khusus, bagi anak-anak, remaja dan orang muda, mari kita berdoa
untuk mohon rahmat panggilan bagi kita masing-masing, agar Tuhan memanggil kita
sebagai mitra kerja Allah.
No comments:
Post a Comment