http://melangkahmeraihcita.files.wordpress.com/2013/12/vannes-3.jpg |
Kita tentu setuju, bila keinginan atau dengan kata yang lebih halus “motivasi” dapat menjadi tolok ukur soal baik buruknya
suatu tindakan kita (tidak bermaksud ekstrim moralis). Suatu tindakan adalah
buruk jika maksudnya jahat. Suatu bentuk kejahatan akan berkurang jahatnya jika
kejahatan itu dilakukan dengan maksud baik.
Seperti halnya dengan keberhasilan, kesuksesan atau prestasi, pun sangat
tergantung dari maksud dan tujuan yang bersangkutan itu sendiri. Jika orang sungguh-sungguh bermaksud dan
berkeinginan mencapai sesuatu, maka saya akan mencari cara yang tepat untuk
mendapatkannya. Jika keinginan saya lemah, maka saya akan mudah menyerah. Yakobus
dalam suratnya mengatakan, "Bila kamu berdoa, kamu tidak menerima apa-apa,
karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk
memuaskan hawa nafsumu" (Yak 4:3).
Kembali kepada pertanyaan Yesus,
"Apakah yang kamu cari?” Dua murid itu menjawabnya dengan sebuah
pertanyaan juga, "Dimanakah Engkau tinggal?" Bagi kita mungkin tampak sebuah
kebodohan, pertanyaan kok dijawab dengan pertanyaan. Tetapi di sini, penginjil
mau menampilkan reaksi dua murid yang mempunyai KEINGINAN, atau MOTIVASI
mendalam. Bukan soal tempat tinggal Yesus, tetapi suatu rasa kagum yang luar
biasa dari sosok Yesus dan mereka ingin mengalami hidup yang terpancar diri
Yesus.
Hal itu tampak dari jawaban kemudian
dari Yesus, "Marilah dan kamu akan melihatnya." Di sini Yesus
mengundang mereka kepada kehidupan Yesus, kebenaran dan kehidupan batin yang ada dalam diri-Nya
dan melalui-Nya. "Mereka pun datang dan melihat dimana Ia tinggal: dan
hari itu mereka tinggal bersama dengan Dia." Mereka mengunjungi-Nya secara
lahiriah, namun mereka juga mengalami-Nya di dalam batin mereka dan sedikit
banyak mengalami cahaya kasih-Nya.
Yesus pun mengundang kita untuk
mengalami pencerahan (untuk menjadi lebih gembira dan lebih cerah) sebagai
motivasi dalam mengikuti-Nya. Jika kita mengikuti-Nya, kita bertumbuh dalam
cara memandang sesuatu, dalam pencerahan, dan akhirnya kita tidak mempunyai
keinginan lagi. Kita akan menemukan diri kita tidak mempunyai keinginan apa apa
lagi, kecuali persatuan dengan-Nya dalam keterbukaan yang tanpa pamrih. Undangan
ini bukan berarti mengajak dan menjadikan kita diam dan pasif, tetapi justru
kepada perbuatan yang lebih produktif dan bebas dari egoisme atau cinta diri.
Oleh
sebab itu mari kita selalu gemakan dan kita mendengarkan dengan lebih mendalam, pertanyaan
Yesus itu, Apakah yang kamu cari? Juga undanganNya "datanglah dan lihatlah". Ketika
kita bertumbuh lebih mendekat pada pribadi Kristus, penglihatan kita menjadi
lebih baik dan motivasi serta maksud tujuan kita pun dimurnikan. Kemudian kita pun
ingin berbagi kepada orang lain.
No comments:
Post a Comment