Kita tahu bahwa Yesus adalah seorang pendoa. Sebelum dibabtis oleh Yohanes, Yesus berdoa. Sebelum Ia menetapkan 12 muridnya sebagai Rasul, Ia juga berdoa semalaman. Ia juga mengajak para muridNya, seperti Petrus, Yakubus dan Yohanes untuk pergi berdoa. Yesus hendak membiarkan kekuatan ilahi menyertai setiap saat hidupnya. Dan penting diketahui bahwa sebelum Ia mengajar murid-muridnya berdoa, Yesus sendiri selalu berdoa terlebih dahulu.
Pengajaran Yesus tentang doa kepada para muridNya, mau menekankan kepada kita tentang dua hal mendasar di dalam doa, yaitu: apa yang harus kita lakukan dan apa yang harus kita yakini.
Rm. Y. Kurkowski SCJ sedang berdoa di Gereja St. Alfonsus, Roma (Sept 2013) |
Sekali lagi hal pertama yang amat mendasar adalah: apa yang harus kita lakukan atau apa yang harus kita buat dalam doa. Dalam realitas hidup kita bersama orang lain, berbuat sesuatu untuk orang yang membutuhkan adalah sesuatu yang selayaknya spontan terjadi dalam dinamika kehidupan sosial kita.
Kedua, Apa yang harus kita yakini? Dengan meminta, mencari dan mengetok, kita diajak untuk tidak ragu datang kepada Bapa kita, ketika membutuhkan pertolongan. Datanglah dengan kesungguhan hati dan kesadaran bahwa tanpa Tuhan, kita bukan siapa-siapa. Oleh karena itu, kita harus yakin bahwa Allah adalah Bapa yang Maha Baik. Keberanian dan kesungguhan kita datang kepadaNya adalah karena Ia adalah Bapa yang baik. Ia tidak mungkin merencanakan sesuatu yang buruk untuk anak-Nya. Karena itu jangan datang kepada Tuhan dengan prasangka dan tuduhan yang buruk terhadap Tuhan, melainkan datanglah dengan pengharapan (ay 11-12).
Berdoa berarti datang kepada Tuhan dengan segala pengharapan. Pertama-tama dalam doamu biarlah kekuatan ilahi menyertai setiap saat hidupmu. Dan akhirnya, jika Anda dan juga saya ingin menjadi pendoa, marilah kita selalu belajar dari Sang Guru kita, yakni Yesus. Dan saat ini juga seusai membaca renungan ini ambilah waktu untuk berdoa.
Tuhan akan menyertai niat baik Anda.
No comments:
Post a Comment