Itulah
ajaran yang berkembang dalam tradidi conceptio virginalis (dikandungnya
Yesus oleh Perawan). Tekanan pertama adalah Yesus dan bukan Maria,
meski harus diakui bahwa ajaran ini menyebut sesuatu (keperawanan)
tentang Maria.
Sebagai Perawan (Yun-Partheos) maria mengandung dan melahirkan (menjadi ibu) Yesus. Di sinilah letak keperawanan Maria. Mateus menyebut, Ketia Ibu Yesus bertunangan dengan Yusuf, ia kedapatan mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka berkumpul - secara resmi menikah (Mat 1:18).
Secara manusiawi, maria juga bergulat. Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak (belum) mengenal laki-laki (Luk 1:34). Maria berpikir bahwa ia akan mendapatkan anak setelah meniukahnanti, dan bukan sekarang. maria melahirkan Yesus sebagai perawan, sebab manusia Yesus Kristus tidak mempunyai ayah manusia (secara biologis).
Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanMu (Luk 1:38). Itulah ungkapan kerelaan diri dan seluruh hidup matia. Ia mengiyakan maksud dan rencana Allah menjadi ibu perawan yang mengandung juru selamat. Keperawanan Maria dapat dikatakan sebagai akibat dari peranannya dalam rencana dan pelaksanaan penyelamatan Allah.
Dengan demikian Maria menjadi perawan, oleh karena dipilih untuk berperan sebagai ibu Sang Juru Selamat. Karena pilihan Allah itu, Maria mau menjadi partner, teman sekerja Allah sendiri. Maria tetap perawan sebelum melahirkan Yesus dan pada waktu melahirkan dan setelah melhirkan Yesus. Konsili Vatikan II, dalam Lumen Gentium 49 menegaskan bahwa kelahiran Yesus tudak merusak, tetapi menguduskan keperawanan Maria. Keperawanan maria itu bukan pertama-tama secra fisik, melainkansikap hati Maria (penyerahan total).
Dengan keperawanan Maria ini, kita percaya bahwa karya Keselamatan Allah bukan hasil pekerjaan manusia, melainkan melulu kehendak Allah.
Sebagai Perawan (Yun-Partheos) maria mengandung dan melahirkan (menjadi ibu) Yesus. Di sinilah letak keperawanan Maria. Mateus menyebut, Ketia Ibu Yesus bertunangan dengan Yusuf, ia kedapatan mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka berkumpul - secara resmi menikah (Mat 1:18).
Secara manusiawi, maria juga bergulat. Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak (belum) mengenal laki-laki (Luk 1:34). Maria berpikir bahwa ia akan mendapatkan anak setelah meniukahnanti, dan bukan sekarang. maria melahirkan Yesus sebagai perawan, sebab manusia Yesus Kristus tidak mempunyai ayah manusia (secara biologis).
Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanMu (Luk 1:38). Itulah ungkapan kerelaan diri dan seluruh hidup matia. Ia mengiyakan maksud dan rencana Allah menjadi ibu perawan yang mengandung juru selamat. Keperawanan Maria dapat dikatakan sebagai akibat dari peranannya dalam rencana dan pelaksanaan penyelamatan Allah.
Dengan demikian Maria menjadi perawan, oleh karena dipilih untuk berperan sebagai ibu Sang Juru Selamat. Karena pilihan Allah itu, Maria mau menjadi partner, teman sekerja Allah sendiri. Maria tetap perawan sebelum melahirkan Yesus dan pada waktu melahirkan dan setelah melhirkan Yesus. Konsili Vatikan II, dalam Lumen Gentium 49 menegaskan bahwa kelahiran Yesus tudak merusak, tetapi menguduskan keperawanan Maria. Keperawanan maria itu bukan pertama-tama secra fisik, melainkansikap hati Maria (penyerahan total).
Dengan keperawanan Maria ini, kita percaya bahwa karya Keselamatan Allah bukan hasil pekerjaan manusia, melainkan melulu kehendak Allah.
No comments:
Post a Comment