Tuhan memberkatiii. Bagaimanakah kabar hari iniii. Puji Tuhan, kita masih diberikan hidup, kita dianugerahi hari baru, kita dianugerahi kesehatan dan kita yakin masih banyak berkat dan kebaikan-kebaikan Allah yang akan kita terima pada hari ini.
Saudara-saudariku yang dikasihi oleh Tuhan,
Salah satu kebaikan Allah yang saat ini bisa kita nikmati adalah berada dalam tempat yang terang. Kita merasa nyaman. Paling tidak kita bisa melihat dan menilai segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Kita bisa dengan mudah mengatakan bahwa itu anakku, itu istriku, itu suamiku, itu temanku, itu saudaraku, itu anjingku, itu bonekaku, itu buku gambarku dst.
Saudara-saudariku yang dikasihi oleh Tuhan, Ketika saudara/i berada dalam sebuah ruangan, tiba-tiba lampu yang ada dalam ruangan itu mati. Ruangan itu menjadi gelap. Lalu apa yang terjadi? Seketika itu juga, kita akan cemas, takut, ngeri dst. Lalu apa reaksi kita yang spontan muncul? Teriak, marah, mungkin ada yang menangis dan tak sedikit orang bahkan saling menyalahkan. Singkatnya, situasi pasti menjadi tegang dan mencekam. Dalam situasi seperti itu orang menjadi dibatasi dalam segala hal, baik perasaan, pandangan maupun gerak.
Apa yang bisa dilakukan. Bagaimana situasi seperti itu sebaiknya diatasi?
Satu-satunya jalan adalah orang datang membawa terang atau pelita. Dengan setitik terang atau pelita, maka kecemasan, ketakutan, kengerian, tegang, marah saling menyalahkan, semua itu dapat dipatahkan. Ketika ada setitik terang, betapa orang ditumbuhkan dalam pengharapan, sehingga situasi menjadi lepas bebas dan tidak mencekam lagi.
Saudara-saudariku yang dikasihi oleh Tuhan,
Datang untuk membawa terang atau pelita, itulah panggilan Allah kepada kita. Sosok Yohanes Pembabtis dalam bacaan Injil yang baru kita dengarkan, telah memberikan contoh kepada kita. Yohanes memberikan suatu kesaksian dengan membawa terang bagi semua orang. Namun Yohanes juga mengakui bahwa ia bukan terang itu. Ia hanya membawanya. Terang itu tak lain adalah keselamatan dari Yesus sendiri.
Itulah yang sering tidak mudah bagi kita. Ketika orang menjadi sukses..., terkenal, sering orang menjadi lupa. AKU siapa sih kalau bukan AKU...dst. YESAYA dalam bacaan pertama berpendapat bahwa dibutuhkan jiwa besar untuk mengakui bahwa kesuksesan itu bukan semata-mata hasil perjuangan atau keringat kita. Melainkan berkat bimbingan Roh Allah yang senantiasa menerangi. Roh Allah itulah yang menggerakkan setiap orang untuk selalu memiliki harapan akan rahmat-rahmat yang menghantar kita menjadi sukses atau terkenal. Oleh sebab itu PAULUS berpesan pada pembaca suratnya ”janganlah padamkan Roh”. Usaha agar Roh itu tetap bernyala adalah bersukacita, berdoa dan mengucap syukur (1 Tes 5:17-18).
Saudara-saudariku yang dikasihi oleh Tuhan,
Ketika orang datang membawa pelita, sehingga pelita itu menyinari ruangan di sekitar, maka pelita itulah yang membuat ruangan itu menadi terang. Terang itu bersumber dari pelita itu, dan bukan dari orang si pembawa pelita itu.