Yesus
sebagai Gembala, merupakan gambaran yang sangat indah, yang melukiskan kebaikan
Tuhan yang menjaga dan yang melindungi kita.
Dalam Perjanjian Lama, Pemazmur menggambarkan Tuhan sebagai Gembala dan umat-Nya adalah kawanan dombanya (cfr. Mzm 23). Para raja dan imam juga dilukiskan sebagai gembala, di mana Allah menugaskan mereka untuk menjaga dan memimpin umat-Nya.
Yehezkiel menubuatkan kedatangan gembala yang baik, yang akan melindungi kawanan dombanya (Yeh 34). Tetapi melalui Yeremia, Allah juga memperingatkan umat akan adanya gembala- gembala yang tidak baik (cfr. Yer 2:8), yang mengakibatkan domba tercerai berai. Maka Yeremia atas nama Allah menjanjikan datangnya gembala- gembala yang baik dari keturunan Daud (cfr. Yer 23:1-6; 3:15; 10:21; Is 40:1-11). Yesus adalah penggenapan nubuat ini (cfr. Luk 15:4-7).
Dalam Perjanjian Lama, Pemazmur menggambarkan Tuhan sebagai Gembala dan umat-Nya adalah kawanan dombanya (cfr. Mzm 23). Para raja dan imam juga dilukiskan sebagai gembala, di mana Allah menugaskan mereka untuk menjaga dan memimpin umat-Nya.
Yehezkiel menubuatkan kedatangan gembala yang baik, yang akan melindungi kawanan dombanya (Yeh 34). Tetapi melalui Yeremia, Allah juga memperingatkan umat akan adanya gembala- gembala yang tidak baik (cfr. Yer 2:8), yang mengakibatkan domba tercerai berai. Maka Yeremia atas nama Allah menjanjikan datangnya gembala- gembala yang baik dari keturunan Daud (cfr. Yer 23:1-6; 3:15; 10:21; Is 40:1-11). Yesus adalah penggenapan nubuat ini (cfr. Luk 15:4-7).
Hari ini melalui Injil
Yohanes, Sabda Tuhan mengingatkan kita akan peran Yesus sebagai Gembala yang
baik itu, sebagai penggenapan atas nubuat para nabi. Salah satu sifat Gembala
yang disebutkan oleh penginjil Yohanes bahwa Gembala yang baik mengenal domba-
dombanya dan mereka mengenal suara sang gembala mengikuti dia (cfr. Yoh 10: 3-5). Sebuah
penggambaran yang saat itu adalah umum. Pada saat menjelang malam, kawanan
domba dikumpulkan menjadi satu dan mereka akan dijaga semalaman oleh penjaga
malam. Lalu pada waktu dini hari, para gembala akan kembali dan membukakan
pintu bagi kawanan. Gembala akan
memanggil tiap- tiap dombanya, yang akan mengenali suara gembalanya dan
mengikutinya. Domba- domba itu mengenali suara gembalanya karena sang gembala
biasanya memanggil nama mereka. Lalu gembala akan memimpin mereka ke padang
rumput.
Kita selalu dipanggil untuk semakin mengenali suara Tuhan Sang Gembala Agung kita, yang secara terus menerus memanggil melalui sabdaNya. Selain semakin mengenali, juga taat kepada suara para
gembala, yang melalui para imam, uskup dan Paus, Tuhan Yesus memberikan kuasa untuk
mengajar kita. Kita juga diundang untuk menghargai sakramen- sakramen, dan dengan hati terbuka mempersiapkan diri untuk menerimanya dengan layak. Para kudus juga telah memberikan teladan hidup mereka.
Pada hari Minggu Paskah IV tahun 2014 ini, kita khususkan sebagai Minggu panggilan. Anda dan saya diingatkan bagaimana menjadi gembala atau domba yang saling peka mengenal suara. Sebab jika kita hanya mengenalnya sambil lalu, bisa jadi kita akan mengenal suara yang mirip saja, dan ternyata itu pencuri atau perampok.
Pada hari Minggu Paskah IV tahun 2014 ini, kita khususkan sebagai Minggu panggilan. Anda dan saya diingatkan bagaimana menjadi gembala atau domba yang saling peka mengenal suara. Sebab jika kita hanya mengenalnya sambil lalu, bisa jadi kita akan mengenal suara yang mirip saja, dan ternyata itu pencuri atau perampok.
“Pencuri datang
hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka
mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan (Yoh 10:10). Dengan
demikian, ketika kita peka akan suara gembala kita, kita sama-sama akan menyambut
Dia yang memberikan hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Saudari dan Saudaraku,
Saudari dan Saudaraku,
Yesus mengenal kita satu persatu, Anda dan saya. Ia tahu siapa kita, kekurangan dan kelebihan kita. Ia mengenal kita jauh melebihi pengenalan
kita akan diri sendiri. Ia mengenal kita karena kita berharga
dimataNya. Ia mengenal kita karena Ia sungguh-sungguh mengasihi kita.
Oleh karena Allah telah lebih dahulu mengenali kita, maka kita tidak perlu ragu dalam setiap doa kita. Ia mengenal kita dan mengetahui dengan pasti apa yang menjadi
kebutuhan kita. Pun dalam setiap pekerjaan, Allah memberikan kemampuan bagi kita untuk mengembangkannya.
Allah juga mengenal kehidupan panggilan kita, sebagai biarawati, biarawan, atau ibu dan bapak yang berumah tangga, dengan segala suka dan dukanya. Mari kita kenali suaraNya, karena Ia lebih dahulu mengenali kita. Mari juga mengenali suara saudari dan saudara kita, agar kita juga sama-sama mengalami hidup yang berkelimpahan dari Gembala Agung kita.
Allah juga mengenal kehidupan panggilan kita, sebagai biarawati, biarawan, atau ibu dan bapak yang berumah tangga, dengan segala suka dan dukanya. Mari kita kenali suaraNya, karena Ia lebih dahulu mengenali kita. Mari juga mengenali suara saudari dan saudara kita, agar kita juga sama-sama mengalami hidup yang berkelimpahan dari Gembala Agung kita.