Pesta Keluarga Kudus ini menjadi momen yang tepat bagi suami dan isteri
merenungkan kembali komitmen yang telah mereka ikrarkan, saling menghormati,
saling mencintai dan setia dalam untung dan malang. Baik suami maupun isteri
harus mengutamakan dialog dan mau memperbaharui komitmen demi keutuhan
keluarga.
|
di halaman basilika S. Fransiskus Asisi, Juli 2013 |
Maria dan Yosef memberikan teladan yang setia melaksanakan komitmen di
antara mereka, komitmen untuk memelihara Yesus, secara khusus komitmen untuk
melaksanakan kehendak Allah. Komitmen-komitmen itutampak ketika mereka harus menyingkir
ke Mesir untuk menyelamatkan Yesus. Dalam Matius 2:13 dikatakan, “Nampaklah
malaikat Tuhan kepada Yosef dalam mimpi dan berkata, bangunlah dan bawalah anak
itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman
kepadamu, karena Herodes akan mencari dan membunuh anak itu.”
Betapa tidak ringannya situasi yang dialami oleh Maria dan Yosef. Namun Mereka
melaksanakan tugas itu dengan setia karena tanggungjawabnya sebagai orang tua,
karena tanggung jawabnya akan keselamatan Yesus. Mereka setia dengan komitmen
yang telah mereka ungkapkan walau banyak tantangan dan bahkan penderitaan. Rasa
percaya kepada Allah menguatkan mereka.
|
parco pamphili, Roma |
Kalau kita cermati, rasanya keluarga yang baik itu bukan berarti keluarga yang
tanpa masalah dan
tantangan, adem ayem saja, semua berjalan normal. Keluarga
yang baik ialah sebuah keluarga yang medasarkan hidupnya atas kehendak Allah.
Sebuah keluarga yang menjadikan setiap tantangan dan masalah sebagai penguji
sekaligus penguat cinta, janji dan komitmen mereka. Cinta selalu diuji setiap
saat, komitmen selalu harus dimurnikan, dan janji itu juga selalu harus
diperbarui. Umumnya semua itu terjadi mana kala keluarga mengedepankan dialog,
komunikasi dan keterbukaan.
Yang dominan bukannya kata SAYA, KAMU apalagi KAU, melainkan KITA. Yesus
mengatakan, “Karena itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu
dengan isterinya, maka keduanya menjadi satu. Jadi mereka bukan lagi dua,
melainkan satu”
(Mat 19:5-6).