Kej18:20-23; Kol 2:12-24; Luk 11:1-13
Kalau kita mencermati situasi di sekitar kita, tampak fenomena hidup yang diwarnai dengan mendesaknya waktu bagi sekian banyak orang. Istilah yang akrab digunakan adalah sibuk. Apa pun urusannya, seseorang 'memaksa' agar orang lain mau mengertinya, bila dirinya nggak mau diganggu. Akibatnya bahwa komunikasi secara personal dan intensif dengan sesama sulit untuk diwujudkan.
Lalu, bagaimana soal komunikasi dengan Tuhan? Tak dapat dipungkiri juga sulit untuk diwujudkan.Akhir-akhir ini, tidak sedikit kita jumpai ada suatu himbauan atau pengumuman di awal suatu Perayaan Ekaristi, agar HP dan sejenisnya di-silent. Tentu kita dapat menerima dengan pertanyaan : kok sampai segitunya?. Itu artinya bahwa orang sangat disibukkan oleh urusannya masing-masing. Tentu akan lain jadinya bila Tuhan Allah sendiri juga memiliki HP dan menggunakannya.
Kita hendak belajar dari Tuhan Yesus yang justru punya waktu yang lebih dari cukup baik untuk murid-muridNya maupun untuk Tuhan. Ajakan Yesus untuk berdoa Bapa Kami, mau menunjukkan kepada kita bahwa doa merupakan suatu komunikatsi personal dengan Allah.
Oleh sebab itu dalam berdoa, orang dituntut kehadirannya dan penyerahan dirinya kepada Tuhan. Dalam SabdaNya Yesus berkata, "Mintalah maka akan diberikan, Ketuklah maka pintu akan dibukakan...." Yesus menghendaki agar kita sungguh-sungguh menyediakan waktu dan mengarahkan hati kita dan seluruh diri kita kepada Tuhan.