Menjadi gembala bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain

Yohanes 10:27-30

Hari ini adalah HARI MINGGU PASKAH IV, Gereja mendedikasikannya sebagai hari Minggu Panggilan. Suatu hari Minggu yang menandai adanya gerakan doa bersama, bersyukur dan memohon kepada Allah: Panggilan Imam, Bruder dan Suster untuk menjadi pekerja di kebun Anggur Tuhan.

Kita ingat bahwa Paus Paulus VI menyatakan bahwa panggilan itu sendiri berhubungan langsung dengan kehidupan seluruh umat beriman, katanya: ”di mana dapat ditemukan banyak panggilan imam dan hidup bakti, di sana terdapat banyak orang yang menghayati injil dengan tulus.”  Panggilan yang subur di suatu tempat menjadi indicator dinamika kehidupan iman, harapan dan kasih dari setiap umat di tempat itu, baik itu sebagai lingkungan, wilayah, paroki maupun keuskupan, dan sekaligus menjadi bukti kesehatan moral dari keluarga-keluarga Kristen.

Hari ini, melalui Injil Yohanes 10:27-30, Yesus berbicara tentang Gembala yang baik. Ide tentang Gembala yang baik, rasanya masih faktual di zaman ini, meski terkesan mustahil bagi pikiran manusia, di karenakan kita masih menjumpai lemahnya rasa peduli dan rasa saling mengharagi satu dengan yang lainnya, berkembangnya egoisme, dan berbagai krisis yang ada.

Melalui sabda Tuhan tersebut, jelas bahwa kita masing-masing dipanggil untuk ikut ambil bagian dalam karya menjadi gembala yang baik dalam kesaksian hidup kita masing-masing. Orangtua dipanggil sebagai gembala yang baik bagi anak-anaknya. Imam dan biarawan-biarawati dipanggil sebagai gembala yang baik bagi komunitasnya, bagi umatnya. Para guru dipanggil sebagai gembala yang baik bagi para anak didiknya. Para pengusaha dipanggil sebagai gembala yang baik bagi para karyawannya, dan demikian juga pemerintah juga dipanggil menjadi gembala yang baik bagi rakyatnya.

Sebuah ziarah ke Siena 24 Mei 2014
Penting duntuk diingat bahwa Gembala yang baik selalu menyadari kesatuanNya dengan Allah Bapa. Gembala yang baik akan selalu menjadikan Kristus sebagai pintu masuk ke dalam kandang domba. Bila tidak, maka kita adalah pencuri, pengacau, perusak den pengganggu bagi domba-domba yang dipercayakan kepada kita.

Dengan demikian, bila di hari Minggu Panggilan ini Yesus sebagai Sang Gembala Agung menyatakan kepada kita: ”Dombaku mendengarkan suara-Ku; Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku. Aku memberikan hidup kekal kepada mereka dan mereka tidak akan binasa dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.”(Yoh.10:29). Artinya, kita sekalian diundang untuk menyadari janji Tuhan untuk hidup kekal itu. Dia sendiri menjanjikan hidup kekal, hidup yang tidak akan berakhir, dan kita akan aman dalam bimbingannya, … kalau kita siap mendengarkan suara-Nya.

Konkritnya, kita diundang untuk menciptakan suasana rumah tangga yang penuh iman agar rumah kita menjadi tempat yang subur untuk bertumbuhnya panggilan umum menjadi orang yang sungguh-sungguh beriman, maupun panggilan hidup khusus sebagai imam, bruder dan suster. Kita diundang untuk menciptakan dan memelihara suasana komunitas kita yang religius, yang humanis dan yang profetis.

Mari kita bersama berdoa semoga Tuhan sanantiasa memberkati niat-niat baik kita.