Yesus amat dekat dengan kita


Matius 13:10-17
Siapakah orang yang terdekat di dalam hidupmu? Sebuah pertanyaan yang sederhana. Tentu masing-masing orang memiliki jawabannya. Ada yang menjawab: ibu, karena merasakan betapa sabar, lembut dan ramah. Ada yang yang menjawab: ayah, karena merasakan betapa hangat sapaannya. Ada yang mengatakan: adik, karena merasakan betapa imut dan menggemaskan. Ada yang mengatakan: istri, karena merasakan betapa perhatiannya, dan seterusnya. 

Ilustrasi: salah satu aktivitas para siswa Sekolah Dasar selama musim panas, 
di Messina, Sicilia, ROMA
Yesus pun dekat dengan para murid-Nya. Bahkan terkesan Ia sangat mengistimewakan mereka. Kedekatannya tampak ketika Yesus mengajarkan banyak hal secara terus terang kepada mereka. Lalu apakah para murid juga sangat dekat dengan Yesus? Tampaknya para murid pun dekat dengan Yesus, bahkan amat dekat. Mereka mengenal-Nya dan mengerti misi dan visi-Nya, yaitu mewartakan Kerajaan Allah. Dengan demikian, Yesus memberikan kepercayaan mengutus para murid-Nya mewartakan Kerajaan Allah.  

Pertanyaan untuk kita: Apakah kita dekat dengan Yesus? Jika YA, masing-masing dari kita tentu akan memiliki jawaban yang sangat personal. Pun tergantung pada intensitas perjumpaan dengannya. Baik melalui dan dalam Ekaristi, dalam doa-doa, dalam meditasi dan seterusnya. Jika TIDAK, kita mungkin seperti orang yang bebal hati, persis yang diramalkan nabi Yesaya, Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti; kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap" (Mat 13:14).

Saya harus Memilih


Matius 13, 24-43 
Rasanya, perumpamaan tentang gandum sebagai benih yang baik dan ilalang sebagai benih yang jahat,  sering dipakai untuk mengkontraskan antara orang-orang benar dan orang-orang jahat. Dengan demikian tentu dengan mudah kita akan menempatkan diri dalam kategori gandum dan bukannya ilalang.  Semoga tidak demikian.

Melalui perumpamaan tentang gandum dan ilalang,  Yesus justru mau mengajar agar kita senantiasa rendah-hati dan tidak mudah menghakimi orang lain sebagai kelompok ilalang.  Karena bisa saja terjadi sebaliknya. Kita yang menggolongkan diri sendiri sebagai gandum ternyata justru kita sebagai ilalang
Ilalang dan gandum adalah dua tanaman yang hampir mirip, tetapi sebenarnya sangat berbeda. Gandum adalah suatu jenis tanaman yang dapat menjadi makanan pokok, yang banyak berguna bagi manusia, sedangkan ilalang adalah suatu jenis tanaman yang amat sedikit kegunaannya. Bahkan ilalang memiliki sifat menghisap persediaan makanan dan merusak suatu tanaman yang ada di dekatnya.

Yesus mengidentifikasi bahwa pada awal pertumbuhannya, ilalang sering tidak tampak perbedaannya dengan tanaman gandum (ay.25). Dan petani mulai mengetahui dengan persis manakah yang termasuk kelompok tanaman gandum dan manakah yang termasuk kelompok ilalang, yakni saat gandum mulai berbulir. 

Dengan demikian, pada akhirnya masing-masing dari kita yang ada di antara batas tipis keduanya, harus memilih hidup sebagai gamdum atau ilalang. Bila kita ingin menjadi gandum maka kita harus melatih dan terus mengembangkan diri untuk tidak menjadi kelompok tananam ilalang yang merusak, menghambat, meracuni dan mematikan orang-orang yang berada di sekitar kita. Menjadi gandum berarti berusaha mewujudkan realitas Kerajaan Allah dengan terus menghasilkan buah yang bermanfaat pada kehidupan ini.

Tentukan pilihan segera mungkin!